Monday, October 30, 2006

Toko Roti Pembawa Berkah

ada toko roti enak di medan, yang bisa mengalahkan kelembutan bolu gulung meranti, ketenaran bika ambon zulaika, atau kehebatan sirup markisa.

toko roti itu menjual berbagai rasa dari rasa abon, daging sapi, ayam, pisang, hingga kue tart. Mungkin toko ini tidak sehebat Holland Bakery, atau Swans di Kampung Keling yang sudah tersohor seantero Medan. Tapi, bagaimana kalau rasa yang lezat disandingkan dengan harga yang terjangkau? bisa dibayangkan roti abon ayam dengan tampilan menggiurkan hanya dijual Rp 1.500?

Memang toko roti ini menggunakan tepung roti dan gandum kelas dua. Artinya, roti yang dibuat akan terjaga kualitas rasanya hanya satu hari. Sementara untuk kelas satu selama tiga hari, dan kelas tiga hanya beberapa jam.

Pilihan jatuh ke tepung roti dan gandum kelas dua karena toko ini tidak ingin mengambil pangsa pasar menengah ke atas yang lebih memilih toko yang sudah mapan. Maklum, toko roti ini baru berjalan satu tahun.

Bagi umat muslim, bahan-bahan roti dijamin halal dan baik. Tengok saja nama tokonya, Al-baik, Halal dan Baik.

Jika sempat ke medan, mampirlah ke sini dan cicipi kelezatan di tiap gigtannya. jika beruntung, anda semua mungkin akan bertemu aku, sang pemilik toko.

Tahun-tahun berikutnya, toko roti ini semakin melebarkan sayapnya. Dia dipandang sebagai pesaing bisnis yang cukup disegani. Pendekatannya yang langsung pada sasaran menjadi trik bisnis yang tidak semua orang bisa melakukannya. Tim Al-baik senantiasa masuk ke arisan ibu-ibu, mendekati ibu-ibu pejabat yang suka berpesta, hingga melobi hotel-hotel berbintang untuk menjadi supplier roti mereka. Ini membuat kualitas tepung roti dan gandum ditingkatkan menjadi kelas paling wahid.

Seorang tamu hotel Tiara, hotel tebaik di Medan, asal Jordania yang tertarik membuka cabang Al-baik di Amman. Tawaran tak disia-siakan, berangkatlah aku ke Amman untuk melihat lokasi pendirian toko.

Beberapa wartawan yang bnerniat menulis kisah sukses ini amat sulit menemuiku karena aku selalu bolak-balik Medan-Amman.

Target selanjutnya adalah mendirikan cabang di Palestina. Tantangan yang bukan sekedar mengharap keberuntungan seperti halnya sang tamu jordan di Hotel Tiara.

-BGZ-

2 Comments:

Blogger Nuki Adiati said...

Berarti selamanya kami tidak akan menjadi orang yang beruntung karena kami tidak akan pernah bertemu denganmu. Kamu akan selalu duduk di sini, di sudut Jakarta Barat. Hanya ruanganmu akan berganti. Jika kini kamu berkumpul bersama kami dalam kotak kaca mirip warnet, esok kau akan bertengger di ruang VIP yang hanya boleh diinjak oleh petinggi korporat. Selamat, Bung! Jangan lupakan kami...

7:50 AM  
Blogger Unknown said...

makasih atas postingannya.
aku sangat butuh artikel mengenai dunia usaha yang dirintis dari kecil.

semangat terus.....
posting yang banyak, biar makin terkenal. hehehehehehe

10:27 PM  

Post a Comment

<< Home