Sunday, November 05, 2006

beauty class begin

Pertanda atau ... ah, entahlah.

Seorang teman, tidak, dua orang teman sempat memberikan pandangan mereka tentang apa yang aku lakukan jika tidak lagi bisa log in ke web site harian "kini". Katanya, aku pantas menjadi make up artist. Hohoho, begitu pantas kah aku?

Terus kemarin pas ke Kafe Bogey's Teras, untuk mentransformasi bentuk Kerispatih menjadi rangkaian kata, tiba-tiba insting make up artist-ku muncul. Duh, Sammy, kok keringetan segede jagung gitu, jerawatan pula... mmm, kudunya jangan pake foundation tebal. Kan, lampu shot panggung pasti panas dan bikin pori-pori wajah tertutup. Itu lagi, si Anton, ngegebuk drum kok pake gel rambut yang oily, keringetnya kan jadi berkilauan. Harusnya pake yang water-based aja.

Sejenak aku termangu. Astaga, mikir apa aku barusan? Tiba-tiba, bak anak indigo, aku mendapat bayangan masa depan ... begini ceritanya,

Setting: sebuah artist beauty center yang setengah level lebih rendah dibanding Eva Bunn.

Saat itu aku sedang duduk di sofa merah dekat resepsionis, tempat di mana seorang artis harus antre dan rela masuk waiting list jika kuota pelayanan salon bulan ini penuh. Dan itu yang biasanya terjadi di "Suka-suka Gw" beauty center ini. Jarum jam menunjukkan pukul 08.53.

Aku: "Tumirah, tolong lihat ke depan, siapa aja yang bola-bali ngebel salon kita,"
Tumirah: "Anu, Mas. Tadi sih manajernya Eva Arnaz datang, minta didahulukan. Katanya sih, kerutan di wajahnya nambah satu, tadinya 67 jadi 68..."
Aku: "Terus, maunya sana apa? Tak tambahin jadi 69 aja gimana? Asik loh posisi itu,"
Tumirah: "Posisi apa sih..."
Aku: "Posisi rumah dong, nomor 69, kaya salon kita. Ah, sudahlah, Tum. Kamu ini nggak nyambung. Kamu cek dulu aja si Eva Anjarwati itu, apakah sudah masuk list kita atau belum. Kalau belum, sampe keriputnya jadi 100 juga gak bisa kita ketok magic,"
Tumirah: "Baik, Mas,"

(menaruh majalah Prodo dan melenggang ke ruang tengah, tempat yang penuh dengan cermin dan steam rambut second)

Aku: "Pagi Parjo, halo Jeki, eh... Panut, sudah sehat kamu?"
Panut: "Sudah, Mas,"
Parjo: "Iya tuh Mas, sejak dibawa sama Thomas Djorgie, si Panut jadi panas dingin gitu,"
Aku: "Memangnya, kamu diapain aja, Panut?"
Panut: "Ya gitu Mas, suruh make up wajah. Tapi orangnya cerewet banget ya, Mas. Dipakein bedak tipis katanya kurang mulus, ditebelin katanya kaya ondel-ondel. Dipakein lipgloss katanya kurang shinny, dipakein lipstik, dibilangin kaya abis makan gorengan..."
Aku: "Harusnya kamu bilang aja sama dia..."
Bareng-bareng: "Make up your mind, gitu loh!"

Khayalan berhenti, tiba-tiba ada penugasan yang mengganggu.
To be continued....

1 Comments:

Blogger sepuluhdarisebelas said...

tambah mulia aja lu.. maksudnya samuel mulia...

BGZ-IJU (dari gang dolly dan kalimas)

8:02 AM  

Post a Comment

<< Home