Friday, December 01, 2006

air di sudut mata


malam di depan komputer, ada waktu sejenak seusai menumpahkan berbagai informasi yang diburu siang tadi. meniti jaring dunia, membaca kabar kalian di jurnal elektronik. tak terasa air mengintip di sudut mata. beban dan sakit yang kurasa selama ini juga ada dalam diri kalian, bahkan mungkin lebih berat. ah, rasanya ingin menghambur ke yogya, surabaya, dan bandung untuk memeluk kalian, berbagi rasa dan air mata.
trix dan vir, jika kalian pergi rasanya di sini akan lebih berat. tapi apa daya? jarak membuat kita tak bisa lagi saling jaga dan menjadi penyangga di kala lutut melemas dan semangat terkuras. hanya kuping ini yang tersedia untuk mendengar segala kebimbangan itu. hanya bibir ini yang bisa berucap memberi semangat dan pendapat. hanya mata ini yang bisa terus memantau kabar yang tertulis di pesan telepon genggam dan jari yang membalas komentar. hanya itu tanpa kehadiran yang dapat memberi hangat. maaf.
kita tetap sepuluh dari sebelas, dimana pun kalian nantinya. hanya itu yang bisa kujanjikan.
sebenarnya ingin juga menapaki jejak kalian. ide itu terus terlintas terucap, disertai tangis dan sakit entah di mana.
pertengahan tahun lalu saat meninggalkan tempat dimana aku menjalani profesi yang telah membuatku jatuh cinta ini, tak ada sakit, tak ada air mata, tak ada rasa. dengan ringan kumenuliskan lamaran dan pergi melenggang. tapi sekarang... kenapa begitu berat? (bar)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home